Sudah hampir 5 tahun sejak saya menjadi mahasiswa perantauan di Malang. Jauh dari orang tua dan kampung halaman. Asal saya dari Trenggalek. Kira-kira, malang dan kampung halaman saya terpaut jarak 250 km. Lumayan jauh menurut saya. Hehehe
Sebagai
mahasiswa perantauan, aktivitas pulkam alias pulang kampung menjadi rutinitas.
Entah itu saya lakukan tiap sebulan sekali atau sebulan setengah sekali. Yang
jelas, saya mesti pulang karena berbagai alasan. Paling dominan sih kangen
keluarga dan masakan ibu. Kangen juga sih pada ponakan yang masih balita
unyu-unyu. Kadang juga pulang soalnya uang saku lagi habis. Maklum, ibu kadang
lebih suka ngasih uang kalau pas pulang. Mungkin sekalian buat alasan ketemu
anaknya ini kali ya. Soalnya, kalau sudah ribet dengan urusan ngampus (apalagi
pas ngerjain skripsi dulu), suka nunda-nunda pulang.
Oke,
kembali ke aktivitas pulkam. Cerita soal pulkam, ada beberapa alternatif buat
nyampe ke rumah. Pertama, naik kereta. Naik kereta itu asyik banget soalnya murah
banget. Cuman ngabisin uang 10 ribuan. Perhitungannya kaya gini nih: tiket
kereta Malang-Tulungagung = 5 ribu (kalau ga naik sekarang)||bis
Tulungagung-Trenggalek: 3-5 ribu. Selain murah, ga perlu kahawatir soal mabuk
kendaraan karena kereta kan ga berjalan meliuk-liuk seperti bis. Kedua, naik
bis. Kalau pulkam naik bis ini bisa ngabisin duit sebanyak 32 ribu. Bis
Malang-Blitar= 15 ribu||bis Blitar-Tulungagung=12 ribu||Bis
Tulungagung-Trenggalek=3-5 ribu. Lumayan mahal dan dapat bonus mabuk kendaraan.
Soalnya jalan ke kabupatenku melewati gunung yang otomatis meliuk-liuk dan
bikin kepala keliyengan. Nah, saya paling suka nih alternative ketiga yaitu
pulang motoran.
Dibandingkan naik kereta dan bis, saya paling suka naik motor soalnya banyak
sensasinya. Sensasi hemat, sensasi hiburan, dan sensasi santai. Hemat karena
saya cuman cukup bermodal tangki bensin full yang ga sampai 20 ribu. Terus saya
merasa terhibur karena bisa menikmati pemandangan alam sepanjang perjalanan.
Saya juga bisa leluasa untuk berhenti dan mampir. Biasanya saya mampir dulu di
bendungan lahor untuk sejenak menyegarkan pikiran dan berfoto ria.
Nah, kalau soal santai yang saya sebut tadi berarti saya ga perlu
terburu-buru untuk mengejar jadwal bis atau kereta, berdesak-desakan dengan
penumpang lain, atau dongkol dalam hati ketika bis melaju lambat sekali. Saya
bisa bersantai karena saya sendirilah yang menentukan kapan harus berangkat,
berapa kecepatan motor saya, bahkan jam berapa saya bisa sampai di rumah.
Pokoknya, lebih asik pulkam naik motor.
Bertahun-tahun
pulkam naik motor itu tentu menjadi pengalaman berkendara yang
sangat mengesankan bagi saya. Banyak kejadian menggelikan, menyebalkan, bahkan
mengerikan yang saya temukan di jalan raya.
Kejadian
paling menggelikan yang pernah terjadi adalah ketika saya nyasar di area
Blitar. Ketika seharusnya lurus, saya malah belok ke kiri. Alhasil, saya nyasar
di lokasi yang tidak saya ketahui sebelumnya. Awalnya saya cukup panic. Tapi,
saya segera mencari rambu-rambu jalan untuk mengarahkan saya ke jalan yang
benar. Ketika sudah nemu rambu-rambu, saya masih bingung mau ke mana. Lalu saya
memutar otak untuk bisa menemukan sesuatu yang bisa memandu saya sampai tujuan
atau lokasi tertentu. Aha, saya nemu ide. Saya ngikut aja di belakang bis.
Segera saya mencari bis yang menuju tempat yang sama dengan saya. Karena saya
sudah hafal dengan bis-bis di Blitar, saya segera tahu kalau bis yang tepat
adalah bis Bagong. Akhirnya, saya nemu bis bagong yang melaju dan saya segera
mengikuti di belakangnya. Ternyata cara ini sangat ampuh. Bis Bagong itu telah
memandu saya sampai ke terminal Blitar dan so pasti saya sudah hafal dengan
rute jalan sesudah terminal itu sehingga saya bisa melanjutkan perjalanan ke
kampung halaman.
Kejadian
lain misalnya ketika saya nyaris jatuh di perempatan lampu merah di rute
alternate Blitar. Saat itu, saya hendak belok kiri. Saya sudah menyalakan lampu
tanda belok ke kiri. Ketika lampu lalu lintas hijau dan saya melaju ke kiri,
tiba-tiba ada pengendara motor yang menyalip dari sisi kiri saya untuk melaju
lurus. Saya sangat kaget. Otomatis saya banting setir ke kanan dan nyaris
ditabrak oleh motor lain yang berada di sebelah saya untuk belok ke kiri.
Untungnya tidak terjadi apa-apa dan saya hanya bisa mengumpat pada pengendara
gila tadi, kenapa dia harus menyalip dari kiri kalau mau lurus.
Naik motor buat pulang kampung memang banyak cerita. Nah, punya beberapa tips agar anda yang juga suka motoran seperti saya bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat. Cekidot ^_^
A. Sebelum berangkat
1. Pastikan kondisi kendaraan
baik-baik saja
Periksa senjata sebelum berperang, periksa kendaraan sebelum
berkendara. Ini prinsip yang musti diingat. Kita harus memastikan motor kita
baik-baik saja. Dan ini berlaku bagi semua kendaraan. Kita musti mengecek dari
depan sampai belakang. Mulai dari spion (ada 2 dan standar atau tidak), lampu
menyala atau tidak, ban sudah tipis atau masih tebal, remnya berfungsi atau
tidak, rantai, bahkan oli. Semuanya harus dicek terlebih dahulu agar tidak ada
masalah di jalan. Kan ga oke banget kita musti mbengkel atau
ditilang polisi karena lampu tidak menyala. Jadi, pastikan semua baik-baik
saja.
2. Isi tangki bensin motor
sampai full
Ini tips yang musti dilakukan agar bisa nyaman berkendara. Kita
harus benar-benar mengisi tangki bensin sampai penuh. Jangan menunda-nunda
karena kita tidak bisa memprediksi dengan tepat bensin itu habis di mana dan
kapan. Ini untuk jaga-jaga kalau di tengah jalan kehabisan bensin dan tidak ada
penjual atau POM di sekitar sana.
3. Siapkan uang pecahan di saku
Menyiapkan uang di saku ini sangat penting jika kita musti
membayar uang masuk di jalan tertentu. Saya sendiri pasti mengantongi uang
seribuan karena uang itu diperlukan untuk masuk ke jalan bendungan lahor
sebagai jalan alternative Malang-Blitar. Kalau uang itu tidak disiapkan sejak
semula, kita akan ribet mengambil uang itu di dompet dan mengganggu pengendara
yang lain. Jadi, siapkan uang semacam itu dari awal
4. Cek dompet (duit, Cek SIM,
STNK)
Pastikan kita menyediakan uang yang cukup untuk pulang. Tapi
jangan pas-pasan, kita tidak tahu apa yang terjadi di jalan. Mungkin perlu ke
bengkel, beli bensin, lapar, atau lain-lain. Pastikan ada uang tunai dan
pecahan paling tidak 100 ribu untuk berjaga-jaga. Selain itu, cek keberadaan
SIM dan STNK. Jangan-jangan belum masuk di dompet dan malah ketinggalan di
kosan. Kedua kartu ini jangan sampai ketinggalan atau bakalan kena tilang sama
pak polisi. hehehe
5. Siapkan mantel hujan,
penutup hidung, dan jaket yang tebal (standar)
Jangan lupa untuk menyiapkan ketiga benda di atas. Mantel harus
siap sedia di bagasi meski sedang musim panas/kemarau. Penutup hidung dan jaket
harus dipakai ketika berangkat. Kedua benda tersebut akan melindungi tubuh dari
polusi dan serangan angin. Pastikan untuk memakai jaket standar untuk
berkendara jarak jauh.
B. Dalam perjalanan
1. Berkendaralah dengan bijak
Jadilah pengendara yang bijak. Bijak di sini berarti kita musti
tahu kapan harus cepat atau lambat dalam memacu kendaraan, kapan harus
menyalip, kapan mengebel, dan kapan harus mengalah. Hal-hal semacam itu kadang
kita abaikan. Padahal, itulah cara berkendara agar bisa selamat sampai tujuan
dan menjadi pengendara yang peduli pada diri sendiri dan orang lain. Jangan
ngotot untuk ngebut dan nyalip kalau memang kondisi jalan raya tidak
memungkinkan. Jangan liar mengebel di lampu merah karena hanya akan memperkeruh
suasana. Berikan kesempatan untuk pengendara sepeda kayuh, dan pejalan kaki
untuk menyeberang. Bahkan mengalahlah dengan pengendara lain yang
akan memotong jalan ketika situasi memungkinkan. Santai saja. Pelan
asal selamat. Jangan sampai pulang ke rumah tinggal nama.
2. Gunakan rute alternative
Kelebihan
naik motor sendiri adalah kita bisa memilih rute alternative yang
benar-benar efektif dan efisien. Hafali rute yang dapat membuat kita
bisa sampai di kampung halaman dengan cepat. Misalnya jalan-jalan pelosok
yang tentu saja aman dan nyaman untuk dilewati. Kalau rute alternative
Malang-Blitar sudah ada penunjuk jalannya yang sangat membantu
pengendara seperti saya.
3. Kalau lelah, nge-POM aja
dulu lah
Lelah
itu pasti. Ngantuk itu jelas. Nah, yang terpenting adalah bagaimana
mengatasi keduanya. Saya punya solusi yaitu nge-POM alias istirahat
di POM bensin. Hahaha. Saya selalu mampir di POM ketika lelah. Duduk-duduk
atau tidur-tiduran di sana. Apalagi beberapa POM
memang menyediakan tempat istirahat, kantin, toilet, dan mushola yang nyaman.
POM juga mudah ditemukan keberadaannya. Jelas lah musti kita
manfaatkan. Lumayanlah untuk melepas penat sebelum melanjutkan
perjalanan.
4. Kalau lapar, ke warung dulu
dong
Motor
saja perlu bensin, kita juga perlu dibensinin. Perjalanan
Malang-Trenggalek memakan waktu 4-5 jam. Tentu saja saya lapar di
perjalanan. Kalau sudah lapar, tentu saja musti makan. Jangan
memaksakan diri untuk tidak makan karena lapar itu
sangat mengganggu konsentrasi berkendara. Jadi, makan
dulu lah. Saya sendiri punya beberapa warung makan yang sering saya
singgahi ketika pulkam. Misalnya rumah makan bu Sulis di
daerah Kanigoro Blitar, bakso dan mi solo di Tulungagung, dan rumah makan
madona di Trenggalek. Lumayan lah buat ngisi perut
dengan harga yang ramah di kantong.
5. Kalau nyasar, ngikut aja di
belakang bis
Satu hal yang barangkali sering kita alami ketika berkendara jauh
adalah nyasar. Nyasar sangat lumarh terjadi ketika kita sampai di sebuah daerah
yang tidak diketahui atau ketika lupa rute selanjutnya. Ketika hal ini terjadi,
jangan panic. Kita bisa mengatasinya dengan bertanya pada penduduk setempat ke
mana arah yang benar. Alternative lain adalah kita bisa mencari rambu-rambu.
Kalau belum juga ketemu jalan yang benar, carilah bis dan ngikut aja di
belakangnya. Ingat, bis ga mungkin nyasar dan pasti menuju terminal.
Jadi kita bisa melanjutkan perjalanan usai sampai di terminal. Cara ini sudah
pernah saya praktikkan dan ternyata ampuh sekali. Saya ngikuti rute bis dan
bisa sampai dengan selamat di tujuan meski memakan waktu yang lebih lama.
Karena rute bis biasanya memutar dan tentu memakan jarak lebih panjang.
6. Jangan lupa, selalu kunci
motor dengan gembok ganda
Jika motor kita hilang, kita tidak bisa berbuat apa-apa selain meratapi
kelalaian. Jadi, selalu bawa gembok ganda. Gembok itu sangat bermanfaat ketika
kita berisitirahat di warung, POM, atau masjid. Motor kita akan lebih aman dari
pencuri. Selain itu, kita juga tidak perlu was-was, bisa istirahat dengan
tenang, bisa beibadah dengan khusyuk karena tidak terlalu kepikiran
motor yang ada diparkiran.
C. Pas sampai di rumah
1. Langsung maskeran
Berdasarkan pengalaman, wajah saya selalu kusam sekali usai naik
motor pas pulang kampung. Maklum, kena asap dan debu selama 4-5 jam. Oleh
karena itu, saya langsung melakukan perawatan dengan memakai masker. Tentu saja
perawatan ini dilakukan usai mandi keramas untuk menghilangkan kotoran dari
badan. Masker yang dipakai tidak neko-neko. Cuman masker instan yang biasa di
iklan tivi. Ternyata, maskeran ini cukup ampuh untuk menyegarkan dan
mencerahkan wajah kembali usai naik motor. Bagi anda pengendara wanita, jangan
sampai kehilangan rona cantik anda.
2. Manggil tukang pijet
Lelah usai berkendara jauh sering saya rasakan. Pokoknya badan
jadi pegal semua. Jadi, saya selalu menyempatkan waktu untuk memanggil tukang
pijat langganan saya. Lumayanlah untuk melemaskan otot-otot sekaligus
relaksasi. Usai pijat, badan kuat seperti semula.
Tips-tips di atas, khususnya tips akan dan dalam perjalanan memang
saya sebuah teknik untuk bisa selamat sampai tujuan. Namun, saya punya satu
tips yang benar-benar harus dilakukan sebelum pulang kampung motoran,
yaitu minta ijin orang tua soal boleh tidak naik motor. Ijin ini
sangat penting mengingat orang tua sering tidak rela kalau anaknya pulang naik
motor, apalagi kalau perempuan. Kalau Orang tua tidak mengizinkan, mending
diurungkan saja niatnya daripada mendapatkan halangan di perjalanan. Ingat,
ijin orang tua adalah kunci keselamatan.
Begitulah tips-tips yang dapat saya bagi. Semua itu saya dasarkan pada pengalaman pribadi selama beberapa tahun. Nah, kalau ada tips yang lain, silahkan berbagi di kolom komentar. Terima kasih
0 comments:
Posting Komentar