Aku : Malam minggu enaknya
ke mana nih?
Temen kampus : eemm, ke mana ya? Ngopi aja.
Temen kampus : eemm, ke mana ya? Ngopi aja.
Aku : Bosen bro ngopi
terus. Gimana kalau kuliner aja. Ada warung baru tuh di jalan Semeru. Kata temen
kosku rasanya enak banget lhoo
Kira-kira kaya gitu deh obrolanku sama temen kampus di malam minggu. Sebagai
mahasiswa tingkat akhir yang lagi luang, emang agak ribet kalau mau nentuin ke
mana harus pergi di malam minggu. Kalau ga keluar kan malu sama anak kos yang
lain. Ga laku ni yeee -_______-a
Nah, dari pada ngopi ga jelas
mending wisata kuliner aja. Lumayanlah buat ngisi waktu luang sekalian ngisi
perut sama makanan enak. Apalagi di Malang, kota kampusku sekarang, begitu banyak tempat makan
yang beragam dan tentu saja menyuguhkan kelezatan yang luar biasa. Mau kuliner
di restoran ada, mau di makan di food court mall boleh, sampe makan di
pinggiran jalan pun bisa.
Kalau mahasiswa kaya aku gini nih, pinginnya
makan di restoran. Tapi, dompetnya yang teriak-teriak soalnya ga ada duitnya. Terus
gimana dong? Dari pada dompet jebol, mending nyari alternate kuliner yang lezat
namun ramah di kantong mahasiswa. Tentu saja icip-icip street food jadi
pilihannya.
Mau tahu kisahku dengan street food? Cekidot ^_^
A. Yuk
sejenak kenalan bentar dengan street food
Sebenernya, aku sendiri ga begitu familiar dengan istilah street food. Baru
tahu nih yang akhir-akhir ini. Katrok banget ya. Kalau diterjemahin dari
kata-katanya yang berbahasa inggris itu, aku bisa ngartiin street food itu apa.
Street itu “jalan” dan food itu “makanan”. Kalau digabung jadi makanan jalanan.
Terus maksudnya apa? Makanan yang dijajakan di jalan kaya asongan atau makanan
yang dijual di pinggir jalan? Dari pada salah jalan, akhirnya aku nyoba nyari
di Wikipedia.
Menurut Wikipedia.org, street food adalah makanan atau minuman siap santap yang dijual di jalanan atau area publik, oleh penjaja atau penjual keliling, kadang-kadang dari tenda atau kios yang mudah dibereskan. Kebanyakan street food dibagi ke dalam jenis makanan finger food (makanan yang bisa dimakan dengan jari tangan) dan fast food (makanan cepat saji).
Potret Street Food di Indonesia (dok.pribadi) |
B. Aku
dan Street food. Berpacu dalam harmoni
Kalau ngomongin soal street food, aku cukup berpengalaman di bidang ini.
Aku lumayan sering berkunjung di berbagai warung atau kios pinggiran jalan. Yang
paling sering sih nyoba icip-icip di kios-kios deket kampus yang menawarkan
makanan yang enak dan terjangkau.
Soal street food yang bisa diminum misalnya aku pernah nyoba es doger,
tahwa, ronde, es campur, cemue, angsle, milkshake, es yogurt, sampe capucino
cincau. Semuanya enak di lidah dan di kantong. Harga yang dipatok antara Rp
5.000- Rp 10.000. Sangat terjangkau di kantong mahasiswa. Nah, dari semua
minuman itu, aku suka banget sama yang namanya capucino cincau. Capucino cincau
adalah sebuah minuman rasa capucino yang didalamnya diberi campuran cincau. Perpaduan
antara rasa modern dari capucino dengan rasa tradisional si cincau bikin lidah
kesengsem dan bikin beli lagi.
Pojok street food yang minuman (dok.pribadi) |
Kalau soal street food yang jajanan, aku juga pernah nyoba banyak. Misalnya
kebab, kentang goreng muter-muter, crepes, tahu goreng, martabak, lumpia,
cenil, gethuk lindri, telo goreng keju, dan masih banyak lagi.
Kalau ngomongin soal harga, tetep ramah sama dompet. Harganya antara Rp 5000-Rp15.000. Lumayanlah buat ngisi perut pas lagi males makan nasi, disambi minum es the, dan ngobrol sama temen-temen.
Kalau ngomongin soal harga, tetep ramah sama dompet. Harganya antara Rp 5000-Rp15.000. Lumayanlah buat ngisi perut pas lagi males makan nasi, disambi minum es the, dan ngobrol sama temen-temen.
Kalau street food jenis makanan berat dan mengenyangkan, aku lebih
berpengalaman lagi. Mulai dari aneka soto, aneka nasi goreng, aneka lalapan,
aneka rujak, semuanya udah pernah nyoba.
Apalagi di Malang lagi musimnya makanan pedes yang sampe level-level. Misalnya ceker setan, ceker dinamit, ceker mercon, mi setan, pokoknya namanya serem-serem. Kalau udah di street food yang satu ini, paling engga habis Rp 10.000 sama minumannya. Tapi, ga rugi deh sama cita rasa yang didapatkan. Pasti puasnya.
Apalagi di Malang lagi musimnya makanan pedes yang sampe level-level. Misalnya ceker setan, ceker dinamit, ceker mercon, mi setan, pokoknya namanya serem-serem. Kalau udah di street food yang satu ini, paling engga habis Rp 10.000 sama minumannya. Tapi, ga rugi deh sama cita rasa yang didapatkan. Pasti puasnya.
C. Pandanganku
terhadap street food indonesia
Sebagai salah satu pecinta street food Indonesia (khususnya yang ada di Malang), aku banyak mengamati beberapa hal dari sana. Bahwa street food memiliki kelebihan dan kekurangan.Street food Indonesia menyimpan banyak pesona kelebihan. Mau tahu? Ini dia.
- Street food Indonesia murah meriah
Murah. Inilah kelebihan street food dibandingkan dengan makanan restaurant
atau rumah makan. Dengan merogoh uang ribuan, kita bisa mendapatkan makanan
yang lezat tapi ramah di kantong. Untuk minuman dan jajanan, kita sudah bisa
menbelinya dengan harga Rp 5.000. Kalau makanan berat, paling cuman Rp 10.000. Bahkan
ada yang menyediakan paket hemat minuman dan makanan seharga Rp 10.000. Dari
pada makan di rumah makan yang bakalan bikin dompet kering, mending mampir
sejenak di kios pinggir jalan dan membeli
pengganjal perut di sana.
- Street food menyajikan menu unik dan beragam
Kelebihan street food yang lain adalah menu yang ditawarkan biasanya
unik dan cukup beragam. Unik di sini berarti makanan yang dijual tidak bisa
ditemukan di kios yang lain. misalnya kentang goreng muter-muter. Bentuk dan
citarasanya yang unik tidak bisa ditemukan di tempat lain kecuali kalau si
penjual membuka kios lain.
- Street food di Indonesia, beda daerah, beda citarasa
Beda daerah beda citarasanya. Inilah keunikan street food. Hampir semua
street food terpengaruh oleh citaarasa khas daerah. Misalnya soto. Kalau di
Malang, rasa soto itu sedikit manis
karena masakan khas malang memang cenderung manis. Kalau pindah ke Trenggalek,
soto lebih pedas karena masakan khas Trenggalek cenderung pedas. Perbedaan citarasa ini membuat street food di
masing-masing daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
- Street food mudah ditemui di mana saja
Inilah kelebihan utama street food yaitu menjamur di mana-mana. Kondisi ini
memudahkan orang untuk membeli karena mudah ditemukan. Tinggal jalan-jalan
bentar, sudah nemu banyak kios berjualan di pinggir jalan.
Selain memiliki banyak kelebihan, ternyata street food Indonesia juga memiliki kekurangan.
- Kekurangan street Food dilihat dari kualitas rasa, layanan dan tampilan
Boleh dibilang, hampir semua street food yang pernah aku coba rasanya
memuaskan. Namun, kadang aku suka bête pas beli lagi. Entah kenapa rasanya
silih berganti. Kadang enak kadang engga. Pas rasanya ga enak ini yan bikin
kapok soalnya udah buang-buang duit. Salah satu kekurangan street food adalah rasa
yang kurang konsisten. Padahal, hal seperti ini bisa bikin pelanggan ngacir
kalau pas beli ternyata ga enak.
Aku juga sering lihat kalau layanan kios atau penjaja street food itu
kurang menghargai pelanggan. Masa nglayani sambil mecucu. Kan ga enak dilihat
sama pembeli. Apa sih susahnya bagi-bagi senyum? Senyum kan juga sebagian dari
ibadah dan bentuk apresiasi terhadap pembeli.
Selanjutnya adala soal tampilan. Beberapa kios street food yang aku
temuin tuh banyak yang ga memperhatikan
estetika tampilan kios dan warungnya. Kadang ada yang kursi dan mejanya udah
miring terus ga dibetulin, ada lagi yang naruh bahan-bahan makanan semrawut ga
karuan. Yang kaya gitu tentu mengganggu pemandangan pembeli untuk betah beli di
sana.
- Kekurangan street Food dilihat dari kebersihannya
Kalau street food diidentikkan dengan makanan kotor, itu bukan salah
masyarakat. memang begitulah kenyataannya. Kebanyakan penjaja dan kios kurang
memperhatikan masalah kebersihan baik di perlengkapan masak, wadah makanan,
meja pembeli, dan rombongnya. Malah ada penjual yang cuman berbekal 2 ember air
untuk mencuci bekas piring atau gelas dan ga pake sabun cuci. Belum lagi lalat
yang beterbangan karena penjual sering buang air bekas cucian di sembarang
tempat.
Selain itu, street food juga rawan terkena debu dan polusi yang ada di jalan raya. Banyak penjual street food yang tidak memakaikan tutup pada makanan yang dipajangnya sehingga debu dan asap kendaraan bisa dengan mudah menempel pada makanan itu. Nah, akibatnya tentu berbahaya. Debu dan asap kendaraan menjadikan makanan menjadi tidak higienis sehingga mendatangkan berbagai penyakit.
Saya paling ga bisa mentolerir masalah kebersihan. Sekali ga bersih, saya ga mau kembali lagi ke sana. Benar-benar bikin ga selera makan.
Saya paling ga bisa mentolerir masalah kebersihan. Sekali ga bersih, saya ga mau kembali lagi ke sana. Benar-benar bikin ga selera makan.
- Kekurangan street Food dilihat dari aspek gizinya
Saya mengamati kalau beberapa street food memang minim gizi. Banyak makanan
yang mengandung pewarna makanan sintetis, boraks, penyedap, dan pengawet. Belum
lagi minyak goreng yang sudah berwarna cokelat kehitaman namun tetap digunakan.
Kalau sudah kaya gini, tentu street food ga bisa dijadikan pilihan kuliner
karena merusak kesehatan pembelinya.
Meskipun street food Indonesia menyimpan banyak kekurangan, sebenarnya adanya street food juga bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian rakyat. Lihat saja, berapa banyak penduduk yang menggantungkan hidup dengan berjualan di jalanan? Meski aku ga tau berapa persentasenya, yang pasti jumlahnya sangat banyak. Jadi apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas street food Indonesia? Ini idekuPerbaikan perlu datang dari diri penjual
- Penjual street food harus memperhatkan konsistensi rasa. Jangan sampai kadang enak kadang engga. Rasa yang silih berganti hanya akan membuat pelanggan pergi. Untuk menjaga citarasa, lebih baik mulai meracik menggunakan ukuran sehingga citarasanya tidak berubah.
- Penjual street food harus memperbaiki tampilan diri dan kiosnya agar lebih rapi dan bersih. Jadi penjual harus rapi agar pembeli tidak merasa jijik ketika dilayani oleh si penjual. Kios pun harus ditata. Kursi dan mejanya dirapikan. Lebih baik lagi kalau disediakan tisu agar pembeli bisa mengelap tangannya ke tisu dan bukan ke meja.
- Penjual street food harus menjaga kebersihan. Biasakan mengelap meja usai pembeli pergi. Jangan lupa disediakan tempat sampah. Gunakan air yang memadai untuk mencuci peralatan makan.Penjual street food harus memperhatikan aspek gizi. Jangan menggunakan bahan-bahan makanan yang berbahaya meskipun mendatangkan untung lebih banyak. Rezeki yang baik akan datang ketika seseorang mendapatkannya dengan cara yang baik pula.
- Penjual street food perlu melakukan promosi. Promosi ini kadang dilupakan oleh penjual. Pembeli kan tidak tahu bagaimana rasa dari makanan yang dijual. Nah, sebaiknya penjual membagikan tester agar pembeli bisa tahu rasanya. Selain itu, penjual juga bisa berpromosi lewat sms dan jejaring sosial.
- Penjual street food harus mempertahankan cita rasa. Inilah yang kadang diabaikan. Ketika sudah mulai laris, penjual mengurangi takaran makanan untuk mendapatkan untung lebih banyak. Padahal, pengurangan takaran ini berpengaruh pada cita rasa. Nah, inilah yang harus dihindari. Lebih baik untuk sedikit dari pada tidak untung karena pelanggan kabur.
Perbaikan perlu datang dari pemerintah
- Memberikan bantuan berupa tenda atau kios jualan pada penjual street food.
- Membantu promosi dengan memasang baleho tentang pusat street food di beberapa titik kota.
- Memberikan bantuan modal usaha agar penjualan street food lebih berkembang
- Melakukan inspeksi mendadak pada pejual street food yang “nakal” yaitu menjual makanan yang tidak baik pada masyarakat.
- Melakukan pembinaan tentang bagaimana berjualan street food yang benar dan menguntungkan.
Ketika street food Indonesia sudah diperbaiki, saatnya mengangkat street food ke kancah internasional agar dikenal oleh masyarakat dunia. Ternyata, ada sebuah ajang yang memang bertujuan demikian. Namanya World Street Food Congress 2013.
Dalam situs indo.wsj.com, pendiri Makansutra K.F. Seetoh dalam sebuah pernyataan
mengatakan bahwa tujuan dari penyelenggaraan World Street Food Congress
2013 adalah untuk “melindungi,
memprofesionalisasi dan menciptakan kesempatan baru” bagi budaya kuliner
jalanan internasional.
World Street Food Congress 2013 akan diselenggarakan di Singapura pada
31 Mei─9 Juni 2013. Dalam situs indo.wsj.com juga disebutkan tentang rangkaian
acaranya, yaitu World Street Food Dialogue
selama dua hari dengan pembicara seperti Anthony Bourdain, koki Jean-Gorges
Vongerichten dan Johnny Chan, seorang tokoh makanan ternama asal Cina. Ada pula
Feasting Jamboree selama 10 hari di mana 35 penjaja makanan jalanan akan
menyediakan masakan andalannya bagi pembeli tiket. Puncaknya adalah upacara
penghargaan yang akan memilih penjaja makanan jalanan terbaik.
Dalam rangka menyambut World Street Food Congress 2013 pula, Femina mengajak
pecinta makanan yang tergabung dalam Femina FoodLovers untuk mengikuti lomba
blog bertajuk Femina FoodLovers Blogging Competition 2013. Kontes blog ini
bertujuan untuk mengajak para femina foodlovers menuliskan pandangannya tentang
street food Indonesia dalam sebuah blog. Nah, Femina akan memilih satu orang
penulis sebagai pemenang yang nantinya akan diberangkatkan ke Singapura pada
2-4 Juni 3013 untuk mengikuti World Street Food Congress 2013 – bagian WSF Jamboree Feast, gratis.
Street food Indonesia memang
menyimpan banyak pesona. Tentu saja soal kelezatan citarasanya. Peningkatan
kualitas dan adanya upaya untuk mengangkat street food ke kancah internasional agar dikenal oleh masyarakat dunia
memang perlu dilakukan. Horas Street food Indonesia!!!
Sumber tulisan biar
ga plagiasi ^_^
- Informasi tentang World Street Food Congress 2013 diperoleh dari http://indo.wsj.com/posts/2013/03/12/melestarikan-keaslian-makanan-jalanan/
- Informasi tentang street food didapat dari http://en.wikipedia.org/wiki/Street_food
0 comments:
Posting Komentar