Ibu
D. Zawawi Imron
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
(Batang-Batang - Madura)
D. Zawawi Imron
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
(Batang-Batang - Madura)
Puisi di atas adalah salah satu
puisi favorit saya. Pertama kali saya tahu tentang puisi itu ketika dosen saya,
yang mengampu mata kuliah apresiasi puisi, menunjukkan puisi berjudul Ibu itu
di layar LCD. Sebagai mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, kami ditutut untuk
mampu mengapresiasi puisi karya orang lain. Nah, moment itulah yang
mempertemukan saya dengan sosok ibu yang digambarkan oleh seorang Zawawi.
Saya membaca puisi Ibu pelan-pelan. Mencermati
setiap larik dan baitnya. Sangat indah. Saya takjub cara Zawawi menuliskan sosok
ibu dengan pilihan kata yang indah dan puitis. Saya kagum dengan cara Zawawi
menggambarkan bagaimana sosok ibu yang penuh kasih sayang. Saya suka cara Zawawi mengasosiasikan perilaku dan sikap
ibu dengan hal lain yang indah dan tak
terduga. Saya suka semuanya.
Saya sempat berpikir, bagaimana
Zawawi bisa menciptakan puisi seindah ini? Dari mana inspirasi itu berasal? Dan
pertanyaan saya dengan cepat bisa terjawab. Dari judul puisinya, saya langsung
tahu kalau puisi itu terinspirasi dari sosok seorang ibu.
Barangkali, benar adanya jika sosok
ibu menjadi sumber inspirasi bagi orang
lain, khususnya orang-orang terdekatnya. Banyak orang yang terinspirasi karena
kasih sayang, perilaku, kebiasaan, dan sifat ibu. Inspirasi itu akhirnya
mencetuskan banyak karya. Misalnya, puisi berjudul ibu di atas.
Selain berbentuk puisi, inspirasi
yang datang dari sosok ibu juga direalisasikan dalam lagu. Misalnya lagu
berjudul Bunda yang dipopulerkan oleh Melly Goeslaw. Dalam lagu itu,
diungkapkan betapa sosok ibu mencurahkan semua kasih sayang pada sang anak. Memanjakan
sang anak dan menimangnya dengan penuh cinta. Tal butuh waktu lama hingga lagu
Bunda itu populer di banyak tempat. Bahkan, sudah berapa tahun sejak lagu itu
dirilis, masih saja disetel saat peringatan hari Ibu misalnya. Bahkan ada yang
menciptakan kreasi video dan slide show menggunakan lagu Bunda sebagai
sountrack-nya. Sungguh, sosok ibu benar-benar menginspirasi banyak orang untuk
menelurkan sebuah karya.
Bagaimana dengan saya?
Saya pun terinspirasi
dengan sosok ibu, khususnya ibu saya sendiri. Ibu saya adalah sumber inspirasi
dalam hidup. Sumber inspirasi yang mampu membuat saya bisa menjadi bagaimana
saya sekarang, mendapatkan apa yang bisa saya dapatkan, dan mencapai tujuan
yang saya impikan. Semua hal itu terwujud karena adanya sosok ibu yang
senantiasa mendukung dan menginspirasi hidup saya.
Dukungan ibu yang paling saya ingat adalah ketika saya
masih sekolah dulu. Saya lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Saya termasuk
anak yang periang dan mudah bersosialisasi dengan orang lain. Namun, kecerdasan
yang saya miliki paling rendah dibandingkan dengan kedua saudara saya. Kecerdasan
yang saya maksud adalah kecerdasan di bidang eksak (matematika, fisika, kimia,
dan pelajaran berhitung lainnya). Padahal, orang yang mampu berhitung pasti
dianggap orang cerdas. Dan karena saya tidak bisa berhitung, maka saya tidak
termasuk katagori itu.
Minimnya kemampuan di bidang eksak
membuat saya sedikit minder. Apalagi orang sering membanding-bandingkan saya
dengan kakak. Kakak bagaimana dan saya bagaimana. Semua tanggapan orang itu
semakin membuat hati saya sumpek. Sampai suatu ketika, saya berada pada situasi
bosan. Saya sudah bosan dibanding-bandingkan. Saya ingin menunjukkan pada orang
lain bahwa saya memiliki kemampuan dan bisa membuat saya berbeda dengan
saudara-saudara saya. Akhirnya, saya memilih untuk menekuni bidang organisasi
dan kebahasaan.
Pada situasi itu, ibu saya hadir
dengan segenap dukungannya. Beliau senantiasi memberikan semangat dan dukungan
pada saya untuk aktif berorganisasi. Beliau banyak menasihati tentang bagaimana
membagi waktu dan cara bersosialisasi dengan orang lain. Beliau sangat tahu
tentang organisasi karena memang memiliki latar belakang organisasi yang baik. Beliau
menjabat sebagai ketua bidang di organisasi keagamaan terkemuka. Beliau juga tak
segan-segan meluruskan dan memberikan teguran ketika saya mulai terlena dengan
kegiatan organisasi dan mengesampingkan masalah belajar. Beliau selalu
mengatakan kalau berorganisasi itu
penting, tapi sekolah jauh lebih penting, Jadi, seimbangkanlah keduanya agar
memperoleh hasil yang maksimal.
Benar. Dukungan dari ibu telah
mengubah hidup saya. Saya aktif di organisasi dan mampu menyeimbangkannya
dengan sekolah. Saya mampu meraih rangking satu dan lulus SMP dan SMA dengan
nilai yang bagus. Saya pun mampu menjabat berbagai posisi di organisasi dan memenangkan perlombaan non pelajaran. Saya mampu membuktikan pada orang lain bahwa saya memiliki
kemampuan yang berbeda dengan saudara saya yang lain. Saya sangat berterima
kasih pada ibu atas segala dukungan yang beliau berikan padaku.
Itu kisahku dengan ibu dulu. Bagaimana dengan sekarang?
Sekarang, aku semakin menyadari kalau ibu
benar-benar sumber inspirasi bagiku. Seiring bertambahnya usia, aku tahu kalau
sebentar lagi, tiba waktuku untuk menikah dan berumah tangga. Aku harus
mempersiapkan diri agar bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluargaku
kelak. Nah, aku banyak terinspirasi dari apa yang sudah ibu lakukan pada keluargaku.
Aku terinspirasi dari bagaimana ibu mencurahkan segala kasih sayang dan perhatian bagi keluargaku. Ibu menunjukkannya dengan memasakkan makanan yang sehat dan bergizi untuk keluargaku. Ibu juga sabar merawat kami ketika sakit. Sabar menyiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Aku benar-benar takjub dengan bagaimana ibu melayani keluarga dengan segenap kemampuan yang dimilikinya. Aku berharap, aku bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik pada keluargaku kelak seperti apa yang sudah dilakukan ibu pada keluargaku saat ini.
PERTAMAX: MELENGKAPI DAN MENGINSPIRASI HIDUPKU
Aku terinspirasi dari bagaimana ibu mencurahkan segala kasih sayang dan perhatian bagi keluargaku. Ibu menunjukkannya dengan memasakkan makanan yang sehat dan bergizi untuk keluargaku. Ibu juga sabar merawat kami ketika sakit. Sabar menyiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Aku benar-benar takjub dengan bagaimana ibu melayani keluarga dengan segenap kemampuan yang dimilikinya. Aku berharap, aku bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik pada keluargaku kelak seperti apa yang sudah dilakukan ibu pada keluargaku saat ini.
PERTAMAX: MELENGKAPI DAN MENGINSPIRASI HIDUPKU
Lho ko jadi bahas pertamax? Kan ga nyambung sama bahasan soal ibu di atas? Siapa bilang. Nyambung banget ko. Nah, kalau pembicaraan di atas ngomongin soal gimana ibu menjadi sumber inspirasiku, sekarang saya bakalan mengulas pertamax sebagai sumber inspirasiku yang lain.
Bagi yang belum tahu
dengan pertamax, aku kasih tahu sedikit bocorannya. Pertamax sendiri adalah
sebuah bahan bakar andalan Pertamina yang dihasilkan dengan menambahkan zat
aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pada tahun 19999, pertama
pertama kali diluncurkan menggantikan Premix 98 karena unsur MBTE yang berbahaya
bagi lingkungan (wikipedia.org). Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang
menggunakan electronic fuel injection dan
cataly converters.
Dalam penggunaannya, pertamax selalu dibanding-bandingkan
dengan premium. Tapi, mau bagaimanapun kualitas pertamax memang jauh lebih
unggul dibandingkan premium. Keunggulan itu misalnya pertamax bebas timbal, menghasilkan
Nox dan Cox yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan bbm yang lain, dan memiliki nilai Oktan 92.
Selain itu, pertamax yang menggunakan additive teknologi: Ecosave Technology memiliki 3 fungsi yang luar biasa hebat. Ini dia yang disampaikan oleh admin @PertamaxIND dalam akun twitternya.
Kelebihan-kelebihan itu jelas menunjukkan bahwa kualitas pertamax jauh lebih baik dibandingkan dengan premium.
Selain itu, pertamax yang menggunakan additive teknologi: Ecosave Technology memiliki 3 fungsi yang luar biasa hebat. Ini dia yang disampaikan oleh admin @PertamaxIND dalam akun twitternya.
Kelebihan-kelebihan itu jelas menunjukkan bahwa kualitas pertamax jauh lebih baik dibandingkan dengan premium.
Meski pertamax jauh
lebih unggul dibandingkan premium, kesadaran masyarakat untuk menggunakan
pertamax masih minim sekali. Lihat saja panjangnya antrian yang ada di SPBU
bagian selang premium. Selalu saja ramai. Sedangkan bagian selang premium? Sepi
sekali.
Fenomena ini dipengaruhi oleh mindset masyarakat yang masih
mengesampingkan kualitas. Yang terpenting adalah dengan harga murah bisa dapat bbm
banyak. Memang, harga pertamax lebih mahal dibandingkan harga premium. Pertamax
kurang lebih Rp 10.000/liter sedangkan premium hanya Rp 4.500/liter. Harga premium
jelas murah karena mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dengan selisih harga
yang mencapai 2x lipat itu, masyarakat akhirnya lebih memilih menggunakan
premium meski tahu kalau pertamax lebih unggul.
Okkey, kembali ke jalan yang benar. Seperti yang saya katakan sebelumnya, pertamax menjadi salah satu sumber inspirasi dalam hidupku. Pertamax memberikan inspirasi pada hidupku layaknya ibuku. Mau tau inspirasi apa saja itu? Cekidot.
- Pertamax menginspirasiku untuk cermat menentukan pilihan seperti ibuku yang senantiasa memilihkan yang terbaik untuk keluarga
Seperti yang saya ceritakan di atas, saya selalu terinspirasi dengan apa
yang telah ibuku lakukan untuk keluargaku. Salah satunya adalah ketika ibuku
selalu berusaha menberikan yang terbaik bagi kami. Misalnya makanan, pakaian,
sampai pada pilihan sekolah. Ibu selalu
mengutamakan kualitas dibandingkan apapun. Makanya, ibu selalu memilihkan dan
memberikan kami barang yang berkualitas meski harganya lebih mahal.
Saya selalu ingat dengan omongan ibu “rega nggawa rupa”. Artinya harga membawa
rupa. Pengertian yang lebih dalam lagi adalah setiap harga menunjukkan kualitas
dari sebuah barang. Ketika harganya murah maka jangan berharap kualitasnya akan
bagus. Kalau harga yang sedikit mahal tapi kita mendapatkan barang dengan kualitas yang
lebih baik, mengapa harus beli yang murah?
Omongan ibu itu selalu saya pegang. Dalam memilih
barang apapun, saya berusaha cermat agar bisa mendapatkan barang dengan
kualitas yang bagus. Soal harga bukan masalah buat saya karena kualitas adalah
segalanya.
Nah, pertamax pun menginspirasi saya untuk cermat
dalam memilih. Mengapa? Karena pertamax menyuguhkan berbagai keunggulan
dibandingkan dengan premium. Misalnya bebas timbal, minim Nox
dan Cox, dan kadar oktannya lebih tinggi. Namun, keunggulan pertamax itu juga
diikuti dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan premium. Pada
titik ini, kecermatan saya dalam menentukan bbm untuk kendaraan telah diuji. Akankah
saya memilih pertamax yang unggul dalam kualitas tapi lebih mahal atau memilih
premium yang minim kualitas tapi murah? Tentu saja, saya menjatuhkan pilihan
pada pertamax. Meski harganya lebih mahal, tapi kualitasnya jauh lebih baik. Pertamax
telah menginspirasiku untuk cermat memilih kualitas dibandingkan harga yang
murah.
- Pertamax menginspirasiku untuk hidup hemat seperti ibuku yang hemat dalam membelajakan uang
Ibuku selalu hemat dalam membelanjakan uang. Ibu mengutamakan kebutuhan keluarga dibandingkan keinginan kami. Kata ibu, memenuhi kebutuhan jauh penting dibandingkan memuaskan keinginan. Memuaskan keinginan tak akan pernah ada habisnya. Dalam hal ini, aku sangat setuju. Kehematan ibu dalam berbelanja pun tampak ketika membeli barang. Ibu sering menawar ketika membeli di pasar. Ibu juga jarang belanja di supermarket karena harganya memang lebih mahal. Ibu berusaha menghemat setiap rupiah agar bisa disisihkan untuk tabungan.
Namun, kehematan ibu tidak melulu berkutat pada harga murah,
kadang-kadang malah sebaliknya. Pada hal-hal tertentu, ibu justru menghabiskan
uang yang lebih banyak untuk mencegah hilangnya uang yang lebih banyak lagi. Misalnya
ketika membelikanku sepatu pas jaman SD. Ada 2 pilihan sepatu. Harga Rp 7.500 dan
harga Rp 30.000 (harga jaman itu lho ya ini). Ibu selalu membelikanku yang
harga Rp 30.000 karena sepatu itu bisa awet dipakai selama 1 tahun. Pernah ibu
membelikanku yang harga Rp 7.500 dan ternyata hanya bisa dipakai 2 minggu. Terpaksa
ibu beli sepatu baru lagi. Dari pengalaman ini, akhirnya ibu berani membeli
barang yang harganya mahal tapi awet daripada yang membeli barang abal-abal
yang mudah rusak.
Nah, pertamax pun menginspirasi saya untuk hemat seperti yang ibu lakukan. Pertamax memang memiliki harga yang lebih mahal tapi sebanding dengan dampak hematnya. Hal ini disebabkan kadar oktan dalam pertamax yang lebih tinggi dibandingkan premium yaitu 92. Dengan nilai oktan yang tinggi, pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga bekerja optimal pada gerakan piston. Hasilnya, pertamax dapat digunakan dengan optimal dan menghasilkan tenaga mesin yang maksimal pula. Dengan kadar oktan yang tinggi ini pula mesin tetap awet sehingga tidak perlu khawatir pada kerusakan mesin. Potensi kerusakan dapat diminimalisasi sehingga memangkas anggaran untuk ke bengkel dan servis. Jadi, membeli pertamax seharga Rp 10.000 jauh lebih ekonomis dibandingkan dampak kerusakan kendaraan akibat pemakaian bbm abal-abal.
- Pertamax menginspirasiku untuk melindungi kendaraan kesayangan seperti ibuku yang senantiasa menjaga barang-barang milik keluarga
Ibuku sangat menjaga barang-barang milik keluarga. Ibu selalu
membersihkan peralatan memasak elektronik yang sudah selesai digunakan dan
menyimpannnya di di tempat yang aman. Tempat yang jauh dari jangkauan
anak-anak. Ibu kerap memeriksa kondisi meja dan kursi di ruang tamu apakah ada
yang berlubang atau tidak. Ketika ada yang rusak, ibu segera melakukan tindakan
pertama untuk mengatasinya. Misalnya dengan menambal lubang itu selama masih
memungkinkan. Jadi, barang-barang di rumah senantiasa awet dan tahan lama.
Pertamax pun tidak jauh berbeda dengan ibu. Pertamax pun menginspirasiku
untuk melindungi hal-hal yang penting. Namun, bukan soal melindungi barang keluarga. Pertamax menginspirasiku
untuk melindungi kendaraan yang saya sayangi dengan memberikan bahan bakar
terbaik.
Seperti yang saya jelaskan di atas, pertamax mengandung kadar oktan 92. Artinya,
kadar oktan ini lebih baik dibandingkan dengan premium. Dengan kadar oktan yang
tinggi maka pembakaran akan lebih sempurna sehingga mesin lebih awet. Pembakaran
yang tidak sempurna akan menimbulkan kerak pada ruang bakar yang menyebabkan
kerusakan mesin. Jadi, upaya yang bisa saya lakukan untuk melindungi kendaraan
kesayangan dari kerusakan adalah dengan memberikannya bahan bakar terbaik yaitu
pertamax.
- Pertamax menginspirasiku untuk menjaga orang lain dan lingkungan seperti yang ibuku lakukan di kehidupannya
Dalam kaitannya dengan menjaga orang lain, ibuku selalu berusaha
melindungi keluarga yang dikasihinya dengan segenap daya dan upaya. Apa saja
rela ibu lakukan demi menjaga keluarga dari mara bahaya. Maka tidak heran ika
ada ibu yang rela mengorbankan nyawa demi melindungi anak-anaknya. Aku pun terinspirasi
dengan sosok ibu yang demikian dan smoga aku bisa seperti itu kelak.
Kalau menjaga kelestarian lingkungan, ibuku pun tidak mau kalah. Ibuku suka
sekali dengan bunga. Alhasil, rumahku penuh dengan bunga. Tak hanya itu, ibuku
pernah membeli bibit durian dan blimbing. Tujuannya tentu agar suatu saat bisa
dimakan buahnya. Tapi ibu juga bilang kalau tujuannya tak hanya semata-mata
untuk dimakan. Ibu ingin rumah kami rindah dengan banyak tanaman. Dengan kerindaangan
itu, rumah akan lebih sejuk dan segar tanpa kipas angin atau AC. Apalagi memang
kota kelahiran saya cenderung berudara lembab dan panas. Meskipun sederhana, tapi
perilaku ibu yang demikian turut bermanfaat dalam mengurangi pemanasan global
dan kelestarian lingkungan. Saya pun terinspirasi untuk mengikuti perilaku ibu
dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya di rumah idaman saya kelak.
Sama halnya dengan perilaku ibu, pertamax pun
menginspirasi saya untuk turut menjaga orang lain dan kelestarian lingkungan. Pertamax tidak mengandung timbal yang berbahaya
dan menghasilkan lebih sendikit Nox dan Cox dalam pembakarannya.
Timbal adalah salah satu jenis logam yang bahasa
ilmiahnya dinamakan Plumbum dan disimbolkan dengan Pb. Timbal digunakan sebagai additive untuk bahan
bakar kendaraan. Timbal ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Menurut keterangan yang saya temukan dalam digilib.unimus.ac.id, timbal menghambat
sinstesis hemoglobin dan memperpendek umur sel darah merah sehingga menyebabkan
anemia. Timbal juga mengganggu metabolism Fe dan sinstesi globin dalam sel
darah merah. Kerusakan akibat paparan timbal malah jauh lebih berbahaya. Anak yang
terpapar akan mengalami degradasi kecerdasan atau idiot. Bagi orang dewasa,
timbal dapat menyebabkan pengurangan kesuburan, gangguan pada kehamilan, bahkan
keguguran.
Selain itu, pertamax menghasilkan Nox dan
Cox yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan bbm yang lain. NOx adalah
sebutan untuk nitrogen monooksida dan nitrogen dioksida. NOx muncul dari
pembakaran, salah satunya adalah pembakaran dalam mesin kendaraan. NOx ini
sangat berbahaya bagi lingkungan.
Menurut chem-is-try.org, pencemaran NOx dapat menimbulkan bintik-bintik pada permukaan
daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, NOx dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan
pada jaringan daun. Daun tidak dapat menjalankan proses fotosintesis dengan sempurna.
Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Selain itu,
pencemaran Nox menjadi penyebab munculnya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan.
Keberadaan Nox dan Cox ini tentu
tidak bisa dibiarkan. Perlu dikurangi agar kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan tidak semakin parah. Terinspirasi dari pertamax yang minim timbal, Nox
dan Cox, saya memilih untuk menggunakannya. Harapan saya adalah saya bisa
menjaga orang lain dan lingkungan dengan menggunakan pertamax yang ramah
lingkungan dan tidak membahayakan orang lain.
- Pertamax menginspirasiku untuk mengutamakan kepentingan orang yang kekurangan seperti ibuku yang selalu membantu orang yang membutuhkan
Ibu selalu berusaha meringankan
beban orang lain yang kesusahan. Misalnya membantu tetangga yang terbeli hutang,
membantu orang sakit, dan lain-lain. Ibu juga tidak pernah mengambil hak orang
lain demi keuntungannya sendiri.
Pertamax pun menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama seperti
yang ibu lakukan yaitu mengutaman kepentingan orang lain yang kekurangan. Seperti
yang kita ketahui bahwa pertamax adalah bbm non-subsidi. Artinya, pertamax
diperuntukkan bagi orang-orang mampu. Sedangkan premium adalah bbm bersubsidi
yang diperuntukkan untuk kalangan yang tidak mampu. Ketika orang mampu malah
menggunakan premium, mereka telah menyerobot hak orang miskin. Pemerintah akan
mengeluarakan lebih banyak subsidi karena pembelian premium melonjak naik. Akibatnya,
banyak hak-hak rakyat kecil yang akhirnya dipangkas untuk menutupi kekurangan
itu. Dengan menggunakan pertamax sesungguhnya kita turut meringankan beban
subsidi negara sehingga uang subsidi itu bisa dialokasikan pada hal lain yang
lebih bermanfaat bagi rakyat Indonesia.
Pertamax dan ibu memang sama-sama menjadi sumber inspirasi bagiku. Namun, ada beberapa hal yang menurut saya perlu dilakukan oleh pertamax agar tetap bisa menginspirasi layaknya seorang ibu. Ini ideku untuk tantangan #apaidemu dari pertamax.
- Mengadakan kegiatan sosial peduli kesejahteraan para ibu
Saya pikir, pertamax
perlu mengadakan sebuah kegiatan sosial untuk menunjukkan kepedulian terhadap
kesejahteraan ibu. Kesejahteraan ini dapat dilihat dari kualitas layanan
kesehatan, jaminan sosial, dan jaminan terhadap hak-hak kaum ibu. Nah, kegiatan sosial yang bisa dilakukan misalnya dengan
pemberian bantuan persalinan pada ibu yang kuang mampu, pengadaan koin
kesejahteraan untuk ibu, dan lain-lain. Dengan kegiatan sosial semacam ini
tentunya pertamax bisa terjun langsung dalam peningkatan kesejahteraan ibu dan
menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.
- Mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas ibu.
Saat ini, kualitas ibu di Indonesia masih minim. Hal ini terlihat dari masih banyaknya ibu atau calon ibu yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memadai. Terutama di daerah terpencil dan terluar. Oleh karena itu, pertamax perlu berpartisipasi dalam pengadaan perbaikan kualitas ibu. Misalnya dengan mengadakan pelatihan pengasuhan anak, pelatihan pengelolaan rumah tangga, pelatihan wirausaha, dan lain-lain. Lewat kegiatan semacam itu, kualitas ibu akan semakin meningkat dan dapat melaksakan perannya dengan baik. Dengan begitu, dia bisa menjadi inspirasi bagi anak-anaknya. Pertamax pun bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.
- Menjaga hubungan baik dengan konsumen layaknya seorang ibu pada keluarga
Sebagaimana seoran ibu yang menjaga hubungan baik dengan keluarga, pertamax pun harus menjaga hubungan yang baik dengan konsumen atau pelanggan pertamax. Pertamax bisa memberikan hadiah pada pelanggan. apalagi pada ibu-ibu yang sudah setia menggunakan pertamax. Berat lho bagi ibu-ibu untuk menggunakan pertamax karena harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan premium. Kelebihan uangnya kan bisa digunakan untuk belanja yang lain. Tpi mereka sudah menjadi konsumen cerdas dengan membeli pertamax.
- Terus memperbaiki kualitas layanan di SPBU seperti ibu yang terus merefleksi diri
Saya jadi teringat akhir dari puisi Zawawi Imron di atas.kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmuinspirasi yang telah ibu berikan membuat beliau layak disebut pahlawan. Bahkan saya pun demikian. Nama pahlawan yang pantas disebut duluan.
Pertamax pun demikian. Saya pikir, pertamax pantas dinobatkan sebagai jagoan dibandingkan bahan bakar minyak lain. keunggulan dan kelebihannya menjadikannya tepat berada di posisi itu.
Ini struk pembelian pertamax saya. Saya sedikit terkejut melihat nominalnya. Saya membeli 3 liter dan membayar Rp 32.000. Tapi di struk hanya tertulis 3.000an. Yah, mungkin menggunakan hitungan dolar. Semoga struknya masih bisa digunakan ya admin ^_^
0 comments:
Posting Komentar