TKI MENGANTARKU MENYANDANG JUARA

Tepat 6 Agustus 2012, panitia kontes blog Solidaritas Blogger untuk TKI  mengumumkan daftar pemenang. Dan namaku ada di salah satu daftarnya.

Jujur, aku sedikit pesimis ketika mengikuti kontes blog ini. Aku kurang begitu menguasai problematika TKI. Yang saya ketahui hanyalah masalah-masalah yang ditayangkan di media masa seperti pemukulan pada TKI, diskriminasi dll. Aku kurang memahami bagaimana dan mengapa itu bisa terjadi.

Beberapa waktu usai pendaftaran, panitia merilis daftar peserta. Aku melihat kesempatan menang di kontes ini sangat minim. Aku menjumpai banyak blogger yang sudah malang melintang di dunia kontes seperti Agung Prabowo, Evrina Budiastuti, dan lain-lain. Tulisan mereka sangat bagus dan menarik bila dibandingkan dengan tulisanku yang masih jayus ini.

Mendekati tanggal pengumuman, hatiku semakin dag dig dug. Apalagi panitia mengundur pengumuman pemenang dari tanggal yang ditentukan

Yaps, datanglah saat ketika panitia mengumumknn pemenangnya. Dan, jreng jreng. Namaku ada di daftar itu. Tepat di nomor 2.

Menang lomba itu kaya terbang ke langit ke tujuh, terus jatuh di pangkuan pangeran berkuda poni. Rasanya abstraaaakkk banget 

Setelah pengumuman lomba itu, hapeku dihubungi oleh pihak panitia untuk konfirmasi pengiriman. Hasilnya, si tablet pun sampai di tanganku beberapa hari kemudian. Tablet itu bernama Mito.

Setelah beberapa jam bersamaku, aku memutuskan untuk menjual tablet itu. Ada sebuah benda yang sangat kuinginkan yaitu DSLR Nikon D3100. Dengan menjual si tablet, tabungan kameraku akan bertambah sehingga nikon itu semakin dekat untuk kumiliki. 

Dengan berat hati, aku memasang iklan di berniaga dan tokobagus. Hapeku pun tak henti-hentinya berdering  oleh nomor-nomor yang menyatakan keinginannya untuk membeli tablet itu. Toh juga baru banget kan kondisinya.

Akhirnya, ada seorang yang aku pikir sangat serius untuk membeli tabletku. Dia ingin bertemu denganku. COD lah gampanya. Ada uang, ada barang. Ok, aku bertemu dengannya. Aku membawa calon suamiku untuk berjaga-jaga kalau ternyata pembeli itu orang jahat. Ternyata, tidak. Dia orang yang baik. Dia bahkan naik sepeda motor dari kota seberang sambil membawa istri dan anaknya yang imut banget. Kami bertemu di lokasi yang ga mengerikan atau ga berbahaya seperti yang kubayangkan. Pembeli itu teliti mengecek kondisi tabletku. Tak apa. Aku juga membawa struk pengiriman barang dari JNE bahwa tablet itu benar-benar dalam kondisi masih baru. Akhirnya, kami sepakat untuk melakukan jual beli. Selamat jalan tabletku. Aku berharap, kau bahagia bersama pemilik barumu.

Kalau mau tau tulisanku yang menang lomba ini, silahkan klik di sini