Kadang muncul rasa tidak percaya kalau perjalanan kuliah saya sudah memasuki akhir semester 7.
Cepat juga ya. Bila
mengingat semester-semester yang lalu, saya jadi ingin berbagi tentang apa yang
saya peroleh, khususnya tentang wejangan dari para dosen.
Wejangan
pertama datang dari Prof. Dawud, M.Pd, dosen sekaligus dekan Fakultas Satra UM.
Saya teringat ketika semester pertama, Pak Dawud berkata,”Dengarkan siapapun
yang bicara terlebih dahulu. Baru berikan respon kalian.” Dari nasihat
tersebut, beliau ingin mengajarkan pada kami tentang pentingnya mendengarkan
dan merespon sesuai apa yang didengar.
Mendengarkan adalah proses memaknai sebuah maksud yang dilontarkan dalam
bentuk kata-kata. Jika tidak disimak secara utuh dan seksama, maksud tersebut
tidak bisa dicerna dengan baik. Akibatnya, akan muncul banyak persepsi karena
miskomunikasi. Hal ini akan berdampak pada respon yang dikeluarkan. Kesalahan
pemahaman hanya akan menimbulkan respon yang tidak berguna.
Wejangan
kedua datang Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd. Beliau adalah dosen favorit saya di
semester 4. “Tugas mahasiswa itu 3M. Membaca, membaca, membaca. Lihatlah perpustakaan yang rindu
pada belaian tangan kalian.” Kata beliau. Sontak kami sekelas tertawa melihat
gaya kocak pak Anang. Begitulah nasihatnya. Mahasiswa memang harus banyak
membaca karena dari bukulah ilmu itu diperoleh. Wawasan yang diperoleh dari
buku mampu menciptakan berbagai sudut pandang sehingga menjadi seseorang yang berpandangan
luas. Sperti inilah mahasiswa yang seharusnya. Bukan menjadi mahasiswa pasif
yang terhempas ke sana-kemari tanpa pendirian intelektual.
“Salah
satu kekurangan pada diri mahasiswa Indonesia adalah minimnya inisiatif.’’
Demikianlah pernyataan dari dosen saya, Dr. Suyono, M.Pd ketika saya semester 5.
Padahal inisiatif adalah modal utama untuk membangkitkan semangat bereksplorasi
yang mampu meningkatkan potensi dalam diri. Hal yang sepele saja misalnya, bila
ada tugas membuat makalah 2 halaman. Mahasiswa yang berinisiatif akan membuat 3
halaman bahkan lebih. Kenyataannya, banyak mahasiswa yang malah menawartugas
menjadi lebih pendek dari jatah semula. Mahasiswa sekarang cenderung apatis.
Apa yang dilakukan adalah yang biasa dilakukan. Tidak ada gebrakan atau niatan
menjadi lebih berkembang dibandingkan orang lain.
Sebuah
wejangan yang tak kalah bermanfaat adalah dari Dra. Titik Harsiati, M.Pd. Belia
mengampu mata kuliah evaluasi pembelajaran. “Ketika kalian jadi guru, kalian
akan berdosa jika hanya meminta siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkannya
tanpa mengoreksi dan mengembalikannya.” Kata beliau wanti-wanti. Beliau sangat khawatir dengan kondisi para guru
sekarang. Banyak guru yang melakukan seperti apa yang beliau katakan. Padahal
guru bertanggung jawab untuk mengoreksi serta mengembalikannya pada siswa. Dengan
mengembalikan tugas tersebut, siswa bisa mengoreksi kembali letak kesalahannya
serta mengambil pelajaran. Sebagai mahasiswa prodi pendidikan, beliau tidak
ingin kami melalaikan tanggung jawab tersebut.
Selain
keempat dosen di atas, masih banyak lagi wejangan dari para dosen yang tentu
bermanfaat bagi saya dan teman-teman. Tidak ada apapun yang bisa saya berikan.
Terimakasih, hanya itulah kata yang
tepat untuk merepresentasikan perasaan saya pada beliau semuanya.
0 comments:
Posting Komentar