Menulis
berbuah manis. Inilah pepatah yang merepresentasikan
perasaan saya saat ini. Tidak menyangka ketika menulis menjadi sebuah hobi yang
menyenangkan sekaligus menguntungkan sekarang. Padahal, hobi ini datang dari
sebuah ketidaksengajaan. Bagaimana tidak? Hobi ini bermula dari janji seorang
dosen dan kuasanya memberikan nilai pada mahasiswanya.
Tepat di semester 5 lalu, dosen
Belajar Pembelajaran, bapak Lasi Purwito, menantang kelas saya. Barangsiapa
mahasiswa yang karyanya dimuat di surat kabar cetak baik lokal maupun nasional,
dia akan mendapatkan nilai A. Saya langsung tertantang. Bagaimana tidak? Nilai
A untuk 4 SKS ibarat tertimpa durian runtuh. Alhasil, saya langsung bersemangat
untuk menulis dan mengirimkannya ke media masa.
Karya saya yang pertama adalah
sebuah foto yang dimuat di kolom Mojok Ker
di Radar Malang Rabu 26 Oktober 2011. Bukan main bangganya saat berhasil dimuat.
Nah, saya juga dapat kenang-kenangan juga dari Radar Malang atas dimuatnya foto saya yaitu mug Radar Malang.
Mug Radar Malang (dok.pribadi) |
Tak lama setelah itu, saya terus mengirim tulisan ke berbagai surat kabar dan dimuat di sana. Sebut saja kolom Gagasan di Jawa Pos, Kolom Suara Mahasiswa di Seputar
Indonesia, Kolom Citizen Reporter di harian Surya, kolom Opini di Majalah
Walida, kolom Puisi di Majalah Mimbar, dan kolom Jurnalisme Warga di Republika
Online. Hasilnya? Nilai A menghiasi Kartu Hasil Studi Semester 5.
Dapat nilai A ^_^ |
Menulis memang menguntungkan. Tak
hanya mendapatkan nilai A, honor yang didapat pun juga lumayan. Bila
dikumpulkan sudah mencapai nominal dengan 6 angka nol dibelakangnya. Lumayanlah
untuk mempertebal kantong mahasiswa yang lebih banyak kosong daripada penuhnya.
Bila
melihat perjalanan tulis-menulis di atas, saya masih termasuk dalam katagori
pemula. Masih perlu banyak latihan dan kerja keras agar kualitas tulisan saya
bisa jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Menulis memang bukanlah keterampilan yang bisa terbentuk secara instan.
Perlu proses panjang untuk menemukan ide
yang menarik dan aktual, membuat kerangka, dan menuliskannya.
Patut
digarisbawahi dari proses menulis adalah pantang menyerah. Jangan berputus asa
saat tulisan tidak dimuat atau kalah dalam lomba. Putus asa bukanlah pilihan.
Dengan terus menulis dan memperbaiki kualitas tulisan, pasti akan ada sebuah
masa saat tulisan tersebut dimuat di media masa atau berjaya dengan manfaat dan
gelar kejuaraannya.
2 comments:
Aslm. Oh ya kalau sudah di muat di mojok Ker,... Bagaimana kita untuk dapat Souvenirx dari Radar Malang ? Apakah kita datang ke kantor radar malang dengan menunjukan korannya atau gimana ?
waasalam. Salam kenal :) iyah mas. Qt bawa koran dan nunjukin KTP ke radar malang. ntr di kasih souvenir. ada mug, ada buku, macem2. :)
Posting Komentar